BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Alignment merupakan salah satu proses pemeliharaan atau perawatan
pada elemen mesin pemindahan putaran
atau daya, agar perlengkapan yang digunakan
dapat berfungsi secara maksimal dan mencegah kerusakan elemen-elemen
mesin lainnya pada perlengkapan mesin akibat kesalahan pada saat pemasangan
atau pemeliharaan.
Guna
memperpanjang masa penggunaan suatu mesin maka sangat diperlukan perawatan pada
mesin-mesin, salah satu caranya yaitu dengan melakukan alignment pada mesin
tersebut.
Pada laporan ini penulis akan membahas alignment pump
yang berada di bengkel teknologi mekanik.Pada alignment menentukan tebal shim
yang ada di jurnal untuk kopling central atau motor dan pompa yang
1.2 Tujuan
Alignment
dilakukan untuk memelihara elemen mesin pemindah putaran atau daya, yang
meliputi :
- Merawat atau melevel kedudukan mesin agar getaran yang ditimbulkan oleh mesin tidak melebihi toleransi,
- Mengurangi dan menambahkan shim, setelah menganalisa data,
- Mengurangi dan mencegah vibrasi kerusakn dise pack,dan lain sebagainya.
1.3 Metode
1. metode
reverse.
2. metode
rim dan face.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Alignment
Alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu peralatan
itu beroperasi). Tetapi dalam kenyataan, pengertian lurus tidak bisa didapatkan
100%. Untuk itu harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm. Macam – macam ketidaklurusan kedua poros (misalignment).
Alignment ialah
pembuatan center line poros dari suatu equipment ke equipment yang lainya pada
waktu bersama.
Fungsi dari alignment ialah :
a.
mengurangi dan
mencegah vibrasi, kerusakan bearing, dise pack coupling, sheal dan shaft
sebelum waktunya,
b.
meningkatkan
penghematan dan ketangguhan peralatan tersebut.
2.2 Klasifikasi Alignment
Dari
Kondisi Peralatan Dapat Dibedakan Menjadi Dua, Yaitu :
a.
could alignment,
b.
hot alignment.
dan pada posisi putaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.
vertical alignment ( mencari atas bawah ),
b.
horizontal alignment ( mencari posisi kiri dan kanan )
.
Gambar 1. Posisi pada
klasifikasi alignment
2.3 Jenis – Jenis
Misalignment
a.
Paralel Misalignment, adalah posisi dari kedua poros dalam keadaan tidak sejajar dengan
ketinggian yang berbeda, seperti pada gambar dibawah :
Gambar 2. Bentuk shaft dalam keadaan paralel misalignment
b.
Angular Misalignment,adalah
ketidaklurusan kedua poros yang posisinya saling menyudut, sedangkan kedua
ujungnya ( pada kopling) mempunyai ketinggian yang sama,
seperti tampak pada gambar dibawah :
Gambar 3. Bentuk shaft
dalam keadaan angular misalignment
c.
Combinasion Misalignment, adalahketidaklurusan kedua poros yang posisinya saling menyudut dan kedua
ujungnya poros (kopling) tidak sama. Seperti tampak pada
gambar dibawah
:
Gambar 4. Bentuk shaft dalam keadaan
combinasi misalignment
2.4Metode
pengukuran serta membaca hasil ukur.
. Mengukukur
kerataan sebuah bidang.
Untuk mengukur
kerataan sebuah bidang, maka terlebih dahulu , jarum-jarum pada dial gauge
harus diset pada posisi angka yang diperkirakan sesuai dengan kondisi tinggi
rendah permukaan bidang yang akan diukur, Misal sbb:
- Jarum pendek menunjuk angka dua
- Jarum panjang menunjuk angka nol
Hal di atas dapat dilakukan dengan cara mendorong bidang sentuh kea rah atas , sampai posisi jarum pendek pada angka dua, dan jarum panjang pada angka nol, Selanjurnya posisi letak dari batas toleransi yang dibutuhkan adalah :
- Batas toleransi sebelah kiri pada posisi angka 90
- Batas toleransi sebelah kanan pada posisi angka 10
Hal ini berarti toleransi kearah kiri dan kanan dari angka 0 adalah berjarak 0,1 mm.Hasil pengukuran sebuah bidang dinyatakan rata apabila pergerakan jarum panjang bergerak ke arah kiri dan kanan antara jarak toleransi tersebut.
2.5
Alat-Alat
Yang Digunakan
1.
Dial indicator,
2.
Mistar
3.
Sipidol
4.
Jangka sorong
5.
Water pass
6.
Wrench combination
Gambar 5.
Dial indicator
Gambar 6. Mistar
Gambar
7.
Spidol
Gambar
8.
Jangka sorong
Gambar
9.
Water pass
Gambar
10.
Wrench combination
2.6
Langkah-Langkah Percobaan
1.Dial indicator diikatkan pada
motor ke pompa, dan setelah selesai dipindahkan pompa ke motor pengikatannya,
karena motor listrik lebih mudah digerakkan dan
tidak terikat pada suatu sistem secara kaku,
2. Dial indicator diset pada angka 0
(nol). Pengukuran dimulai dari puncak kopling motor pada arah radial,
3. Kedua kopling diputar bersama –
sama,
4. Pembacaan dial indicator dari
derajat 900,1800,dan 2700,
5. Amati dan catat hasilnya.
Seperti pada contoh gambar penyetelan
kelurusan poros sebagai berikut :
Gambar 11. Penyetelan kelurusan poros
Gambar 12. Penyetelan kelurusan poros
BAB
III
ANALISA
DATA
3.1
Data Hasil Pegujian
3.1.1 Data pengujian rim
& face alignment methode
Gambar 13.
Mesin Alignment pump
Setelah melakukan pengukuran Alignment tersebut baru kita dapatkan data sebagai berikut :
Tabel 3.1. Data hasil
pengukuran
No
|
Data dial dari motor ke pompa (MP)
|
|||||||||
Atas
|
Kiri
|
Bawah
|
Kanan
|
|||||||
1
|
0
|
-0.06
|
-0,24
|
+0,10
|
||||||
2
|
0
|
-0.06
|
-0,24
|
+0,08
|
||||||
3
|
0
|
-0.06
|
-0,24
|
+0,06
|
||||||
4
|
0
|
-0,07
|
-0,24
|
+0,10
|
||||||
5
|
0
|
-0,07
|
-0,24
|
+0,06
|
||||||
Jumlah rata-rata
|
0,06
|
0,24
|
0,08
|
|||||||
Toleransi dial = 0,01 mm
No
|
Data dial dari pompa ke motor (PM)
|
||||||||
Atas
|
Kiri
|
Bawah
|
Kanan
|
||||||
1
|
0
|
-0,26
|
-0,35
|
+0.15
|
|||||
2
|
0
|
-0,26
|
-0,35
|
+0,17
|
|||||
3
|
0
|
-0,26
|
-0,35
|
+0,16
|
|||||
4
|
0
|
-0,27
|
-0,35
|
+0,14
|
|||||
5
|
0
|
-0,27
|
-0,35
|
+0,15
|
|||||
Jumlah
|
0,26
|
0,35
|
0,15
|
||||||
Dari
tabel di atas menunjukkan, bahwa dudukan posisi pompa miring ke arah selatan, maka dapat nilai rata-rata MP
yaitu ( -0,06 ) dan PM yaitu ( -0,26 ),
kkarena berhubung dial tidak dapat berputar ke kondisi 360°, maka lakukan set
ol ( 0 ) kembali, dimana pada saat pengukuran dial searah dengan arah jarum jam
pengukuran hanya sampai pada posisi 115°.
Perhitungan secara matematis metode rim & face :
·
Perhitungan motor / driver
·
Perhitungan pompa / driver
0,36
MP
|
PM
|
-0,06
|
+0,08
|
-0,24
|
D
|
-0,26
|
-0,35
|
+0,15
|
D
|
Dari hasil, maka diketahui shim adalah 4,33
Pembacaan menggunakan mistar
A = 49,5 cm D
= 14,3 cm
B = 25,5 cm E
= 56 cm
C = 2 cm F
= 0,8cm
H = 57 cm Y=
0,36 cm
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari data
diatas dapat disimpulkan bahwa :
Dari hasil pemeriksaan yang diperoleh berdasarkan
pengukuran yang diujikan yaitu mengalignment motor pompa, berdasarkan data yang diperoleh bahwa, motor penggerak dan pompa motor tidak dalam kondisi level,
sehingga perlu ditambahkan shim pada dudukan pompa. Menurut pemeriksaan ada
beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidak lurusan pada alignment pompa
ini yaitu :
1. Akibat
permukaan yang tidak rata,
2. Akibat
dudukan alignment pompa yang tidak level,
3. Akibat
dari vibrasi yang tinggi pada saat mesin beroperasi,
4. Akibat
penguncian baut pada masing-masing dudukan tidak kuat, sehingga poros pompa dan
motor penggerak tidak center.
4.2.
Saran-saran
Setelah
selesai melakukan percobaan penulis ingin
memberikan sedikit saran demi kesempurnaan dalam melakukan praktikum, adapun
saran-saran tersebut sebagai berikut :
1.
Sebelum kegiatan praktikum mahasiswa hendaknya sudah memahami dan
menguasai teori dasar dan langkah-langkah percobaan dengan baik dan benar,
2.
Untuk
mengurangi faktor kesalahan, alangkah baiknya peralatan
yang digunakan dalam kondisi baik,
3.
Untuk
keselamatan dalam bekerja hendaknya para penguji mengenakan pakaian
standart praktikum agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
4.
Agar
mendapatkan hasil pengujian yang presisi hendaknya semua peralatan yang
digunakan dikalibrasi terlebih dahulu.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://probodj.wordpress.com/,diakses pada tanggal 02 April 2013